Saturday, 27 Apr 2024
  • Kongregasi Puteri Maria dan Yosef

Komunitas Maria Alacoque – Jakarta

 

Sudah cukup lama Kongregasi Suster PMY berencana untuk menjalin kerja sama dengan Kongregasi lain dalam bidang pendidikan tetapi selalu mengalami kendala terbatasnya tenaga Suster. Namun demikian Kongregasi mulai merintis kerja sama dengan Kongregasi Bruder FIC yang pada Juli 1991 membutuhkan tenaga pengajar untuk SLB/B Tunarungu Pangudi Luhur Jakarta. Kesempatan ini tidak disia-siakan, maka pada 23 Mei 1991, dua Suster yaitu Sr. Theresia Sumarwati PMY dan Sr. Cecilia Sumiyati PMY diutus ke Jakarta untuk berunding dengan Kepala SLB/B Pangudi Luhur, setelah sebelumnya berunding dengan Kepala Yayasan Pangudi Luhur Pusat. Pada hari itu pula Suster berdua dipersilakan untuk observasi di Sekolah yang dimaksud sampai tanggal 25 Mei 1991. Selama  3 hari tinggal di Jakarta, selain obseravsi di sekolah juga mencoba mencari tempat tinggal yang sekiranya cocok untuk sebuah komunitas. Walau pun tidak mudah (seperti Keluarga Maria dan Yosef yang sedang mencari tempat penginapan), namun atas bantuan Br. Anton Marsudiharjo FIC, para suster mendapatkan sebuah rumah milik wali murid SLB/B Pangudi Luhur yang kebetulan tidak ditempati. Setelah merasa cocok, diputuskan untuk menempati rumah tersebut yang terletak di Taman Meruya Ilir Blok C IV No. 13 Kembangan, Jakarta Barat. Pada tanggal 29 Juli 1991, Suster berdua mulai menempati rumah baru dan pada tanggal 1 Juli 1991 mulai bekerja di SLB/B Tunarungu Pangudi Luhur di Jl. Pesanggrahan No. 125 Kembangan, Jakarta Barat.

Uskup Agung Jakarat, Mgr. Leo Soekoto, SJ sangat memdukung dan merestui kerja sama antaraTarekat Suster PMY dengan Kongregasi Bruder FIC di KAJ, terutama kerja sama di bidang pendidikan khusus anak-anak tuna rungu. Pada bulan Maret 1992, Mgr. Leo Soekoto, SJ berkenan memberikan izin resmi secara tertulis bahwa Kongregasi Suster PMY boleh membuka komunitas di Keuskupan Agung Jakarta dan boleh berkarya dalam rangka kerja sama dengan Bruder FIC di SLB/B Tuna rungu Pangudi Luhur. Beliau juga berpendapat bahwa pilihan karya ini tepat karena sesuai dengan kharisma pendiri Kongregasi Suster PMY yang memberikan perhatian dan pelayanan cinta kasih bagi sesama yang lemah, miskin dan cacat dengan prioritas pada anak tuna rungu dan kurang mendengar.

Setelah masa orintasi 1 tahun, Suster berdua merasa cocok dengan tugas barunya dan bekerja di SLB/B Pangudi Luhur. Oleh karena itu, dari pihak Pimpinan Tarekat memberi kesempatan untuk mencari rumah yang permanen. Beberpa bulan kemudian, mendapatkan rumah di dalam kompleks perumahan Srengseng, Jakarta Barat. Kompleks tersebut letaknya tidak terlalu jauh dari tempat bekerja. Pada tangal 20 Mei 1993, pindah ke rumah baru yang beralamat di Griya Mas I Blok C No. 13, Jl. Bambu I Srengseng Raya, Jakarta Barat. Perumahan ini relatif kecil dengan 23 KK, dan dari penduduknya mayoritas beragama Kristen dan Katolik. Tidak lama sesudah ditempati, rumah tersebut dan rumah-rumah yang lainnya diberkati oleh Romo Ag. Girin O Carm dan dihadiri oleh warga lingkungan dan para Suster PMY komunitas Jawa Tengah.

Penghuni kompleks Griya Mas I pada umumnya orang yang mampu secara ekonomi, namun begitu keluar dari kompleks situasi berbeda karena situasi penduduknya  kurang mampu secara ekonomi. Oleh karena itu tidak jarang, para Suster memberi secara karitatif untuk sekedar membantu kesulitan warga yang terhimpit oleh berbagai beban hidup. Para Suster berusaha semaksimal mungkin untuk hadir dan terlibat dalam peristiwa suka duka kehidupan masyarakat terdekat.

Sebuah kenyataan yang juga harus diterima oleh para Suster, pada awal kehadiran di tengah kampung, dicurigai sebagai usaha kristenisasi. Namun berkat kesaksian hidup para suster mulai dari kegiatannya sebagai Guru di SLB/B Pangudi Luhur dari pagi hingga sore dan keterlibatannya di kampung maka akhirnya kecurigaan itu pun hilang. Sebagai warga Gereja Paroki Maria Bunda Karmel, dan sebagai warga lingkungan St. Yakobus IV, Suster berdua juga ikut melibatkan diri dalam kegiatan gerejani, pastoral. Meski pun komunitas Jakarta adalah komunitas yang kecil dengan dua Suster, namun tetap mendapat perhatian besar dari Pastor Paroki dan Bapak Uskup yang sekali waktu mengadakan kunjungan komunitas.

Awal Karya Kongregasi PMY di Kuskupan Agung Jakarta

Suster-suster PMY berkarya di Keuskupan Agung Jakarta dalam rangka kerja sama dengan Kongregasi bruder FIC di bidang pendidikan anak-anak tuna rungu. Sejak awal para Suster menyadari panggilan dan perutusan di KAJ yaitu ikut serta membangun Gereja dan masyarakat dengan melayani orang-orang kecil, lemah, miskin dan cacat.

Jakarta adalah kota Metropolitan di mana telah berkembang budaya modern dengan ciri-ciri yang mencolok misalnya : materialisme, konsumerisme, hedonisme, instanisme, individualisme dan budaya-budaya yang semakin mengasingkan manusia dari sesamanya. Di samping itu banyak persoalan yang ada di masyarakat umpama : kepadatan penduduk, pengangguran, narkoba, kemerosotan moral, tindak kekerasan, banyak anak lahir cacat, jurang kaya – miskin semakin tajam, juga tindak kriminal semakin banyak. Melihat hal itu, para Suster menjadi gamang untuk terjun ke ‘dunia’ yang semakin sulit dipahami, namun berbekal iman dan keyakinan bahwa Tuhan sungguh mengutus para Suster untuk berbuat sesuatu bagi saudara-saudara yang membutuhkan, maka dengan tekat bulat menjalani hidup di tengah-tengah kota yang menuntut banyak perjuangan dan keberanian dengan selalu berusaha memberi kesaksian hidup kristiani sebagai seorang biarawati.

Dari tahun 1991 s/d 2007, tetap dua Suster yang bekerja di KAS sebagai Guru di SLB/B Pangudi Luhur. Namun selain mendidik anak-anak tuna rungu, para Suster juga melayani orangtua murid yang memang membutuhkan bantuan. Tidak sedikit keluarga yang bermasalah, sulit menerima bahwa anaknya mempunyai kekurangan dalam pendengaran, memiliki anak cacat tuna rungu. Mereka membutuhkan bantuan supaya bisa menerima kenyataan bahwa di dalam keluarga mereka ada anggotanya yang cacat tuna rungu. Dengan pelayanan yang sungguh menyita banyak waktu dan karena keterbatasan tenaga, maka para Suster tidak bisa berbuat banyak di luar tugas pokok selain terlibat di kegiatan sosial misalnya, memberi bimbingan belajar bagi anak-anak miskin, kegiatan pastoral, misalnya kunjungan orang sakit, bina iman dan kegiatan-kegiatan gerejani di lingkungan.

Berdasarkan berbagai  pertimbangan, para Suster sudah memasuki masa pensiun, lokasi komunitas jauh dari gereja, maka dipikirkan untuk pindah tempat tinggal. Setelah melewati berbagai usaha, dan mendapat bantuan dari sahabat dan kenalan, juga Tuhan telah merestui akhirnya para Suster bisa pindah rumah. Maka pada tahun 20…(?) para Suster menempati rumah baru yang sangat dekat dengan Gereja Paroki Maria Kusuma Karmel, yang beralamat di KAV. DKI Blok 134 No. 1, Meruya Selatan Rt. 04/Rw.06 Kembangan, Jakarta Barat – 11650. Saat ini, Sr. Cecilia masih aktif mengajar di SLB/B Pangudi Luhur dan Sr. Th. Sumarwati berkarya di paroki berpastoral.


Komunitas Marie Alacoque – Jakarta

KELUAR